Farah Queen. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kisah Inspirasi


Kisah Inspirasi Narasi Diri


Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun yang terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan
Diinterprestasikan dari pemikiran agung

Terlebih dahulu saya mengucapkan terimaksih yang sudi kiranya membaca cerita sederhana tentang kisah hidup saya.

Dalam rangka pencarian sebuah schoolarship...saat ini..aku bukan lebay..tapi kenyataanlah..yang membuat aku nulis hal ini...

Punten

Saya dilahirkan dari pasangan Empud Syarifuddin dan Nonoh Saenah pada tanggal 7 Desember 1990. Pada Saat itu ayah jualan minyak di jakarta dan depok dan saya selalu ikut kesana bersama ibu. Akan tetapi selang beberapa tahun ayah mengalami kecelakaan jatuh dari pohon ketika sedang membantu paman menebang kayu. Dari sejak itulah ayah selalu sakit-sakitan sampai akhirnya berpulang ke rahmatulloh.
Pada Usia 6 tahun masuk Raudatul Atfal Al-amin di kampung sendiri, selama satu tahun dan mendapatkan hadiah sebagai rangking atu. Lalu masuk SD pada Usia 7 tahun dan pertama kalinya saya mengikuti lomba membaca cepat se kecamatan pagerageung sebanyak 50 SD dan masuk sepuluh besar kata guru saya juara ke-3. Kelas 5 SD untuk jajan saya tidak minta ke orang tua karena dari tetangga atau saudara apabila disuruh suka dikasih upah dan saya tabung dan suka jualan kripik milik ibu ke sekolah. Di sekolah saya suka mengikuti lomba-lomba dari mulai porseni (pekan olahraga dan seni) sampai Cerdas cermat, dan lomba siswa teladan antar sekolah dasar se kabupaten Tasikmalaya, serta menjadi perawkilan untuk mengikuti lomba tingkat daerah pramuka sebagai kontingen sukaresik di Tasikmalaya. Alhamdulillah prestasi di SD selalu mendapatkan rangking pertama.
Pada usia 12 tahun/kelas 6 SD ayah saya meninggal dunia, otomatis yang menjadi tulang punggung keluarga adalah ibu. Oleh sebab itu saya suka menjualan asinan atau kripik kesekolah-sekolah untuk uang jajan.
Di akhir masa kelulusan sekolah dasar saya selalu merasa bingung karena ingin melanjutkan sekolah ke SMP negeri seperti tetangga-tetangga saya yang lainnya. Akan tetapi ibu yang seorang janda tidak bisa menyediakan uang sebesar 300.000 rupiah untuk biaya masuk sekolah dan membayar spp 15.000 yang pada saat itu merupakan uang yang sangat besar bagi kami. Saya selalu menangis, bukan karena sedih tidak bisa membayar akan tetapi karena samangat ingin sekolah yang menyebabkan air mata saya turun. Akhirnya wali kelas saya menyarankan untuk memasuki Madrasah Tsanawiyah milik sebuah yayasan. Yang mana sekolahnya adalah sekumpulan orang-orang miskin yang tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah negeri. Saya pun diangkat anak oleh ketua yayasan dan tinggal disana.
Tiga tahun disana Alhamdulillah dengan semangat belajar dan dukungan semuanya, saya kembali menjadi juara umum lagi dan bisa menyaingi SMP negeri. Dan bisa membawa harum nama yayasan melalui kegiatan lomba-lomaba dan ekstra kulikuler. Hari kelulusan pun tiba Alhamdulillah saya mendapat nilai tertinggi ujian nasioanal se wilayah KKM Tasikmalaya bagian utara.
Kejadianya sama seperti saya masuk MTs dulu, saya selalu bingung bagaimana cara masuk melanjutkan sekolah, karena tidak mempunyai biaya untuk membayar uang masuk sebesar satu juata rupiah. Itu merupakan uang yang sangat besar bagi keluarga dan khususnya saya.
Akhirnya saya mencoba daftar ulang dengan membayar 100.000 rupiah saja. Itupun dari hasil menjual kebun seluas 5 bata, sisa pembayarannya saya cicil selama tiga tahun dengan beasiswa.
Selama sekolah, uanga jajan, ongkos bayar angkot, beli buku, LKS, dan lain sebagainya saya tidak meminta ke pada ibu karena ibu sudah tua, beliau menitipkan seseuatu kamu bisa sekolah asal biaya mencari sendiri dan ibu hanya bisa mendo’akan saja.
Selang beberapa bulan saya diperkenalkan dengan mentoring, dan saya selalu bercerita kepada murobi/pementor saya tentang kondisi keuangan dan kondisi prestasi akademik saya. Alhamdulillah murobi saya mulai memperkenalkan dunia islam secara tarbiyah yang intensif dan bagai mana mengenal islam secara syaamil. Oleh sebab itu saya belajar Qayyimu alal kasbi dengan cara jualan permen coklat milik orang lain dengan jumalh atu pak (50 biji seharga 200 rupiah/biji) alhmadulillah keuntungannya tujuh ribu rupiah, dan saran murobi keuntungan itu saya tabung untuk keperluan lainnya, saya bisa membeli buku, baju ganti seragam pramuka, dan putih abu. Untuk biaya membayar SPP saya selalu juara umum di sekolah, dan mendapatkan beasiswa dari Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid Bandung. Alhamdulillah saya selalu bersyukur karena ingat firman Allah swt surat Ar-Rahman “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Saya terpilih menjadi ketua OSIS, Ketua Pramuka, Kaderisasi Rohis, Konselor PiK-KRR dan Ketua IPMT yang memperkenalkan saya dengan teman-teman, para tokoh, pejabat daerah yang luar biasa.
Dari saat itulah saya merasa yakin bahwa saya bisa melanjutkan sekolah dan melunasi hutang-hutang kesekolah untuk membayar uanga masuk dulu sebesar satu juta dari hasil beasiswa dan jualan juice milik ikhwah juga. Yang keuntungannya satu bok juice sebanyak 50 buah adalah sepuluh ribu. Keuntungannya saya tabung untuk biaya kelulusan dan daftar masuk PTN.
Di akhir masa studi selalu di motivasi oleh murobi untuk melanjutkan sekolah/kuliah, saya ikut beasiswa ITB untuk semua Alhamdulillah masuk test akan tetapi dalam USM terpusat ITB saya tidak masuk, lalu ikut beasiswa Seribu Anak Bangsa UI dan masuk akan tetapi pas SNMPTN nya tidak milih UI, lalu ikut USM STAN tidak masuk, Ikut PMDK UGM tidak masuk dan terakhir SNMPTN milih Fisika UNPAD dan akhirnya masuk. Akan tetapi di UNPAD saya tidak mendapat beasiswa, akhirnya untuk membayar Uang masuk ibu menjual sawah, paman menjual kebun dan hanya memperoleh uang 4 juta sedangkan UNPAD meminta 6 juta yang sisanya, dari bantuan murobi dan bu dokter yang sampai selama ini menjadi ibu angkat saya.
Sekarang saya tinggal disebuah kosan milik, orang padang Ibu Syaiful yang telah dihibahkan untuk orang-orang duafa.
Adapun kehidupan saya dikampus, menafkahi hidup denngan bekerja, sedikit-sedikit yang hanya cukup untuk makanpun tidak karena penghasilannya tidak menentu.
Alhamdulillah prestasi di kampus tidak begitu ketinggalan, mendapat IP semester 3 lebih, saya aktif diberbagai kegiatan kampus, dari BEM, Himpunan dan Nuril Ilmi (DKM FMIPA UNPAD), saat ini diamanahi sebagai koordianator angakatan FISIKA 2009. Saya juga aktif di Lembaga-lemabaga dakwah kampus, dan berbgai kepanitiaan.
Akan tetapi saya mendapatkan kendala dalam pembiayaan kuliah, karena dana beasiswa belum mendapatkan yang cukup sehingga untuk mebayar spp dilakukan penangguhan.
Tapi saya yakin hidu adalah perjuangan selama kita semangat untuk berjuang insyaalloh jalan itu pasti ada.
Percayalah bahwa harapan itu masih ada. Berjuanglah!!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar