Farah Queen. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mental Down: Fokus Mengerjakan UN Buyar
Ujian Nasional masih menjadi momok menakutkan untuk sebagian pelajar di Indonesia.  Siap atau tidak siswa harus menghadapi pertarungan  untuk kedua kalinya setelah UAS yang akan menentukan kelulusan mereka. Pemandangan yang akan terlihat selama empat hari ini di seluruh SMA/SMK diseluruh Indonesia adalah anak-anak kelas tiga dengan wajah serius dan terlihat tegang . Tulisan “Harap Tenag sedang Ada Ujian” terpampang disetiap sudut sekolah. Ruang kelas yang telah berubah tidak seperti biasanya, pintu kelas yang tertempel nomor ruangan dan   setiap meja  sudah identitas dari setiap siswa. Tegang jelas ada dalam benak setiap siswa untuk menghadapi ujian yang akan menentukan jerih payah mereka selama tiga tahun, dan inilah gongnya. Genderang perang telah berbunyi menyambut siswa-siswa yang akan maju di arena perang UN.
Kemampuan siswa telah digodok selama beberapa bulan untuk menghadapi beberapa hari ini. Pihak sekolah dan guru telah membantu mereka berjuang untuk menghadapi perang dengan soal-soal ujian nasional. Siswa telah berusaha menyiapkan senjata untuk menghadapi UN, mulai dari ikut les di sana-sini, mengadakan doa bersama, dan latihan soal-soal yang berkaitan dengan UN. Mental siswa yang patut disoroti ketika siswa telah berada dalam medan perang UN. Guru dan pihak sekolah tidak akan bisa membantu siswa, mereka harus mandiri dan menghadapi soal-soal ujian dengan senjata yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari. Mental para siswa mungkin sudah mereka siapkan, tetapi banyak permasalahan yang terjadi ketika ujian berlangsung dapat membuat mental siswa down dan pikiran siswa menjadi blank. Mental siswa tidak bisa dianggap enteng, kerena jika mental siswa tidak siap atau terganggu pada waktu ujian dapat berakibat fatal terhadap hasil ujian siswa.
Masalah-masalah yang dapat membuat mental siswa down salah satunya adalah beredarnya kunci jawaban soal UN lewat SMS. Kunci jawaban yang belum tentu kebenaranya itu, banyak siswa yang terkecoh dan tidak percaya dengan kemampuan mereka sendiri. Kejujuran yang tadinya sudah tertanam dalam benak setiap siswa dalam pengerjaan UN, menjadi hancur karena kunci jawaban yang beredar dan mereka percaya dengan kebenaran kunci jawaban itu. Kunci jawaban itu juga membuat siswa tergesa-gesa dalam menjawab pertanyaan, sehingga salah melingkari juga dapat terjadi padahal itu amat fatal dalam UN. Akibatnya, setelah mendengar bahwa itu hanya kunci jawaban palsu, banyak siswa yang pingsan, menangis, dan  mentalnya down untuk ujian selanjutnya. Siswa yang memiliki rasa amat takut dengan pengawas yang berasal dari luar sekolah dan mempercayai isu-isu yang berkaitan dengan pengawas ujian juga dapat membuat mental siswa down. Mental siswa yang down dapat membuat siswa itu grogi dan semua yang telah mereka pelajari bisa menjadi buyar saat mengerjakan UN.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan mental siswa mungkin dapat ditanggulangi sebelum UN berlangsung jauh-jauh hari. Guru memberikan nasehat-nasehat agar tidak percaya dengan beredarnya kunci jawaban UN dan membangun tingkat percaya diri siswa. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa mereka pasti bisa mengerjakan UN dengan kemampuan yang mereka miliki tanpa harus takut dengan hal-hal yang lainnya. Khususnya untuk para siswa juga harus memiliki tingkat percaya diri yang tinggi dalam menghadapi UN, sehingga apapun gangguannya tidak akan mengganggu mereka dalam mengerjakan soal UN. Jangan percaya dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya, jangan sampai isu-isu tersebut berpengaruh terhadap UN.
Wahai para generasi bangsa ayolah percaya diri dalam mengerjakan UN jangan biarkan isu-isu yang belum jelas kebenarannya merusak mental dan berakibat fatal terhadap hasil UN. Siswa-siswa, mental adalah hal yang harus kalian bangun untuk menghadapi UN agar hasilnya juga memuaskan. Utamakan kejujuran dalam mengerjakan ujian.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar